Coretan Karya dari Jendela Anak Panti

| Kamis, November 12, 2009
presented by

sponshored by :


Sudah sebulan lebih kiranya pelaksanaan acara "Social Charity with Pertamina". Acara yang dirancang oleh Mabim 2009 dan di sponsori oleh Pertamina ini berkunjung ke sebuah panti asuhan "Tunas Harapan" di daerah Ciwastra Bandung Selatan ini. Ternyata banyak karya bagus yaitu puisi yang diciptakan oleh anak-anak dari panti asuhan ini, diantaranya saya postingkan di bawah ini. Ternyata mereka mempunyai bakat yang luar biasa yang bisa dikembangkan. Terus maju dan pantang menyerah, teruslah berkarya sobat .

Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu
                                               Oleh : Juju Jumanti
Ibu . . .
Selama aku hidup
Mungkin aku pernah menyakitimu
Aku pernah membuatmu sedih
Tapi kenapa kau mau menerimanya
Ibu . . .
Pengorbananmu begitu besar
Kau rela mempertaruhkan nyawamu
Demi aku lahir ke dunia
Dengan cara apa bu, aku bisa membalasnya
Tanpa dirimu aku tidak bisa apa-apa
Dan aku bukan siapa-siapa
Maafkan aku bu
Aku banyak melakukan kesalahan
Jangan pernah tinggalkan aku
Air mataku akan terus menetes
Bila kau pergi
Aku ingin berbakti padamu
Aku ingin ibu bahagia karenaku
Aku ingin itu terjadi bu
Karena surge itu ada
Di bawah telapak kaki Ibu




Luka Baru
                     Oleh : Bella
Kau . . . .
Yang dulu pernah kucinta
Kini makin jauh
Tinggalkan sisa kehampaan
Beribu waktu kita berpisah
Dan kedatanganmu kini melukai
Terbuka bak disayat sembilu
Benang biru yang telah using
Kau kembali warnai dengan isu
Hatiku hancur
Karenamu !
Tanpa pamrih kau menghina
Betapa kejamnya dirimu

Oh Ibu
                 Oleh : Omi
Ku dilahirkan ke dunia
Dibuay dibesarkannya
Betapa besar kasih saying
Yang diberikannya padaku
Sedari aku kecil hingga saat ini
Ku hanya bisa menyusahkanmu
Maafkan aku ibu yang selalu menyakitimu
Maafkan aku ibu yang selalu menyusahkanmu
Oh Ibu, betapa besarnya jasamu
Kasih sayangmu tanpa balas jasa
Akankah ku bisa membalasmu
Oh Tuhan, selamatkanlah Ibuku
Karena dia adalah segalanya bagiku

Bencana Alam di Negriku
                                        Oleh : Fahmi Fauzi
Ya Rabb, Engkau hancurkan negeriku ini
Ya Rabb, Engkau musnahkan negeriku ini
Ya Rabb, Engkau turunkan bencana-bencana alam
Ketika itu, Engkau letuskan gunung berapi di Negeriku ini
Dan Engkau tumpahkan air laut ke daratan tanah negeriku ini
Dan Engkau guncangkan negeriku ini silih berganti
Sehingga rumah-rumah rata bagaikan debu yang diterpa angin
Gedung-gedung kokoh tinggal puing-puing berserakan
Orang tua kehilangan anak-naknya
Sebaliknya anak kehilangan orang tuanya
Ribuan orang kehilangan nyawanya
Harta benda terkubur tanah
Ya Rabb, mengapa negeriku ini menjadi begini?
Ya Rabb, mengapa Engkau turunkan bencana-bencana ke negeriku silih berganti?
Apakah ini sebagai petaka, ujian, cobaan?
Apakah ini sebagai musibah?
Apakah Engkau benci ke negeriku ini?
Atau Engkau murka kepada negeriku ini Ya Rabb,
Karena kami berbuat maksiat, melanggar perintahmu dan sering melalaikan shalat ?
Apabila seperti itu negeriku ini,
Ampunkanlah dosa-dosa negeriku ini
Berikanlah pintu hidayah-Mu kepada setiap penduduk negeri ini Ya Rabb
Berikanlah naungan-Mu kepada negeri ini
Tunjukanlah jalan yang lurus kepada penghuni negeri ini
Jalan yang lurus menuju ridho-Mu Ya Rabb


Bagai Karang
                        Oleh : Adang S Permana
Aku seperti ilalang
Yang selalu bergoyang
Melambai tertiup angin
Tak tahu arah dan tujuan
Aku ingin seprti karang
Yang selalu tegar di tengah gelombang
Memecah badai di pinggir pantai
Diamku bukan bisu
Diamku bukan buta
Diamkan bukan tuli
Tapi aku ingin seperti karang

Tangisan Hati
                              Oleh : Saeful Anwar
Kusimpan semua rasa ini
Karena ku tank ingin kau sedih
Kusimpan semua sakit ini
Karena ku tak ingin kau menangis
Aku tahu kau masih saying padaku
Aku tahu kau masih cinta padaku
Engkau tak pernah mengerti
Perasaanku sesungguhnya
Cobalah mengerti aku lebih dalam
Karna hatiku menangis
Apakah aku tak pantas untukmu
Sehingga kau sakiti aku
Apakah aku tak bisa denganmu
Aku akan pergi jauh
Dimana pengertianmu terhadapku
Disaat aku terjatuh
Aku hanya menunngu sebuah harapan yang mungkin terjadi
Cobalah mengerti aku lebih dalam
Karena hatiku menangis

Jiwa
                                       Oleh : Nasrul Taufiq
Terasa berat untuk terhubung
Semua melampirkan dendam melumatkan cerita
Huruf hidup adalah inspirasi
Ocehan dan sanjungan semua terawasi
Inikah yang indah, inikah sampah
Polemic ketika kesadaran adalah langkah jiwa
Hardikan adalah masukan
Untuk memilih antara bahagia atau kecewa
Lelahkan semua kenali jiwa
Upah jeritan memaksa
Luka dan cerita harapan kita
Sempitkan ruang berkata
Dengan terpisah luka terhantam celah
Torehkan luka selang waktu terindah
Apa yang terasa, ini yang kurasa
Bagai lebah menyengat dan terbang pergi
Hampa tanpamu menyiksa
Hilang teman tak bersisa
Siksa jiwa hening semua
Lihatlah apa yang tersisa
Semua melekat di jiwa

2 comments:

Anonim mengatakan...

nice!

Mpeb mengatakan...

ok thanks,
ini sebuah karya yang dihasilka dari jeruji emas anak panti . sungguh luar biasa karya mereka .